Jumat, 02 September 2016

MEMPERTAHANKAN KELAKUAN TETAP BERSIH


Naskah khotbah Pdt. Sudiaro Laiya
Minggu, 22 Maret 2015 (siang)
Di Jemaat BNKP Anugerah Tabing

Tema :
CARA MEMPERTAHANKAN KELAKUAN BERSIH
Mazmur 119:9-16


I.PENDAHULUAN

Mazmur 119, merupakan pasal yang terpanjang dalam Alkitab. Mazmur ini ditulis setelah Bait Allah dibangun kembali, sebagai suatu perenungan akan keindahan firman Allah dan juga keindahan hidup orang yang sedia dituntun oleh firman Allah.
Kerinduan pemazmur, adalah menjaga hidupnya tetap bersih, tidak menyimpang dari perintah-perintah Tuhan. Dan kerinduannya ini bukan hanya sekedar menjadi angan-angan atau selogan hidup semata. Kerinduannya pemazmur, ditindaklanjuti dengan usaha-usaha untuk mencapainya, yaitu dengan mencari Tuhan melalui firmanNya.

Saya percaya, bahwa kita rindu akan perubahan yang signifikan dalam diri, keluarga, gereja dan bangsa kita. Kita rindu akan kehidupan yang tentram dan damai. Kita rindu agar di wajah setiap insan kembali memancarkan “gambar dan rupa” Allah, yang penuh kasih, bertanggung jawab, memiliki daya kreatifitas untuk membangun kehidupan menjadi “lebih baik”.

II.URAIAN DAN PENERAPAN

Khususnya dalam Mazmur 119:9-16, yang merupakan nats khotbah hari ini, pemazmur mengemukakan beberapa hal yang penting dilakukan seseorang “mempertahankan kelakuannya bersih”.

1.Dengan menjaganya sesuai dengan firman Tuhan (ay 9b).

Hidup benar (bersih) di tengah-tengah kebobrokan moral zaman sekarang sangat sulit dan berat. Mengapa? Karena hidup di dunia ini tidak terlepas dari pengaruh lingkungan. Hidup di tengah-tengah masyarakat yang beraneka ragam, nilai kebenaran itu sendiri sangat “relatif.” Apa yang kita anggap benar, belum tentu benar menurut pandangan orang lain. Dan apa yang dipandang benar oleh orang lain, belum tentu benar menurut pandangan kita. Sehingga nilai kebenaran itu tidak mutlak, tergantung sudut pandang seseorang.

Misalnya : Bagi segelintir orang korupsi itu dianggap benar karena banyak orang melakukannya dan cepat menjadi kaya raya. Tapi bagi sebagian orang, korupsi itu merupakan kejahatan yang harus dibrantas (makanya ada KPK, walaupun orang-orangnya sering dikriminalisasi). Bagi mereka yang sudah terbiasa korupsi, uang yang diperoleh dengan cara haram seperti itu, bahkan dianggap sebagai “berkat/anugerah.” Sebagian orang menganggap tidak ke gereja itu tidak salah, yang lain mengatakan salah, dst. Dalam hal ini pemazmur memberikan satu nilai kebenaran adalah Sesuai Dengan Firman Tuhan. Jadi untuk mempertahankan kelakuan bersih, mempertahankan hidup benar, harus menjaganya sesuai dengan firman Tuhan (ay 9b).

Misalnya, Mengasihi. Mengasihi sesuai dengan firman Tuhan adalah, mengasihi Allah dengan segenap hati…. dan mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri (Mt 22:37-39). Jadi menurut firman Tuhan, keduanya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Ibarat sebuah salib. Salib adalah pertemuan antara kayu vertikal dengan kayu horizontal yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Karena begitu dipisahkan, bukan lagi salib namanya. Demikian juga antara mengasihi Tuhan dengan mengasihi sesama manusia, tidak dapat dipisahkan; karena tidak mungkin kita mengasihi Tuhan tanpa mengasihi sesama manusia. Untuk mempraktekkan kasih ini itulah tanggungjawab kita.

Melakukan kasih dengan benar adalah harus sesuai dengan firman Tuhan. Karena itu, kita harus selalu ingat bahwa yang memberikan penilaian benar atau tidak terhadap perbuatan atau kelakuan kita adalah firman Tuhan. Kalau sesuai dengan firman Tuhan perbuatan dan kelakuan kita, berarti itu benar. Tetapi kalau tidak sesuai, berarti salah.

Sehubungan dengan itu, firman Tuhan hendak merevolusi mental setiap orang yang sudah rusak dan bobrok selama ini dengan mengatakan : “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendah Allah : apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Rom 12:2). Selanjutnya dikatakan : “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran” (II Tim 3:16). Jadi sesuai dengan yang diajarkan pemazmur, bahwa yang perlu dilakukan seseorang untuk mempertahankan kelakuannya tetap bersih, adalah dengan menjaganya sesuai dengan firman Tuhan (ay 9b).

2.Dengan segenap hati mencari Tuhan (ay 10).

Yang dilakukan seseorang untuk mempertahankan kelakuannya bersih adalah “Mencari Tuhan dengan segenap hati.” Bagaimana caranya mencari Tuhan? Mencari Tuhan  adalah  melalui kegiatan : beribadah,  berdoa, mendengar, atau membaca dan merenungkan firman Tuhan. Jika kita berbicara dengan segenap hati mencari Tuhan, tidak hanya sekedar ikut-ikutan orang lain. Tetapi mencari Tuhan dengan segenap hati harus dengan kesadaran, dengan motivasi yang benar. Apakah benar semua orang yang pergi beribadah ke gereja murni (dengan segenap hati) mencari Tuhan?

Melalui kegiatan PWJ tahun 2014 yang lalu, setiap rumah tangga telah dikunjungi para pelayan untuk meberikan pemahaman betapa pentingnya setia beribadah, rajin berdoa, serta rutin mendengar, membaca dan merenungkan firman Tuhan; baik di gereja maupun di rumah kita masing-masing. Yang diharapkan dari usaha itu ialah, agar setelah semua warga jemaat memahaminya, termotivasi mempraktekkannya dalam kehidupan pribadi, keluarga dan jemaat. Hal itu penting kita lakukan dengan segenap hati, karena itulah cara yang ditunjukkan firman Allah kepada kita, untuk mencari dan menemukan Tuhan kini dan disini.

Memang kita sering beribadah, berdoa, mendengar, membaca dan merenungkan firman Allah, termasuk kita yang sedang beribadah saat ini. Tetapi yang menjadi pertanyaan ialah : Apakah benar dengan segenap hati kita mencari Tuhan, seperti kerinduan pemazmur?

Untuk menjawab pertanyaan ini, saya beri contoh, misalnya : Mungkin ada orang,…… secara fisik sedang beribadah, berdoa, memuji dan mendengar firman Tuhan, tetapi hati dan pikirannya sedang bercabang kemana-mana : mungkin memikirkan masaalah pekerjaan, masaalah keluarga, masaalah perselisihan atau hati yang masih jengkel kepada orang lain, dst. Jika ada yang beribadah dengan sikap seperti itu, sia-sialah ia mencari Tuhan. Tuhan Yesus berkata : “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, ….” (Mat 15:8-9a).

Hari ini, pemazmur mengajak kita supaya kita mencari Tuhan dengan segenap hati, menyerahkan segenap hidup kita kepada-Nya, memohon agar kita dimampukan berjalan di jalan Tuhan dan tidak menyimpang dari perintah-perintah-Nya. Jadi, jika kita setia mencari Tuhan dengan segenap hati, setia berjalan di jalan Tuhan dan tidak menyimpang dari kebenaran firman-Nya, maka dengan jalan itu, kita dapat mempertahankan kelakuan dan mentalitas kita, menjadi bersih (sekalipun tidak sempurna 100%).

3.Menyimpan firman di dalam hati dan menyaksikannya dgn bibir/mulut (ay 11-18).

Hal ketiga yang perlu diperhatikan jika seseorang mau mempertahankan kelakuannya bersih adalah dengan cara “menyimpan firman-Nya di dalam hati dan menyaksikannya dengan bibir/mulut”.

Ada satu kalimat illustrasi mengatan : Hati adalah jendela mata. Artinya, apa yang ada di dalam hati akan terpancar dari mata. Kalau hati lagi marah maka mata akan merah. Kalau hati lagi bersukacita maka mata akan berseri-seri. Suasana hati itu tergantung dari apa yang ada di dalamnya. Jika hati diisi dengan kebencian maka hidupnya akan memancarkan “sinyal” kesal dan marah. Tetapi jika hati kita dipenuhi janji-janji maka akan terpancar suatu gelora yang membara dan semangat yang luar biasa.

Pemazmur, mengisi hatinya dengan firman dan janji keselamatan dari Tuhan. Firman dan janji-janji Tuhan yang ada di hatinya, membuat dia terus rindu dan bersemangat menjalin hubungan dengan Tuhan melalui perenungan firman-Nya. Tetapi pemazmur tidak hanya sekedar merenungkan firman di dalam hati, tetapi di ayat 13 dikatakan : “Dengan bibirku aku menceritakan segala hukum yang Kauucapkan.” Firman dan janji Tuhan yang mengisi hatinya, memberi semangat baginya untuk bersaksi dengan bibirnya.

Hari ini kita diajak mengisi hati kita dengan firman dan janji-janji keselamatan dari Tuhan, supaya memberikan semangat dan pengharapan yang teguh di hati kita, sekaligus memberi semangat dan motivasi kepada kita menyaksikan firman Tuhan dengan bibir/mulut kita. Jadi, firman dan janji-janji Tuhan yang disimpan di dalam hati, direnungkan setiap hari, dan diperkatakan dengan mulut, akan membawa pembaharuan yang radikal dalam hidup kita, sehingga kita mampu menjaga dan mempertahankan kesuciah hidup kita di hadapan Allah dan sesama. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar