KHOTBAH MINGGU TGL. 24 JULI 2016, KEJADIAN 18:20-32
Di Jemaat BNKP Anugerah Tabing-Padang
Tema :
HUKUMAN
DAN KEADILAN TUHAN
oleh Pdt. Sudiaro Laiya
Pada ayat-ayat sebelum khotbah
(ay.17-19) Tuhan memberitahu Abraham perihal penghukuman atas Sodom dan Gomora.
TUHAN menjadikan Abraham sebagai “teman serahasia”, dan oleh karena itu, kepadanya
diberitahukan tentang apa yang akan ditimpakan-Nya kepada penduduk Sodom dan
Gomora, karena dosa penduduk Sodom dan Gomora semakin memuncak, dan mereka tidak
mau menyesali keberdosaan mereka dan tidak mau kembali ke jalan yang benar. Maksud
dan tindakan TUHAN, yang sebelumnya tersembunyi, kini diberitahukan kepada
Abraham, orang pilihan-Nya. Maksud TUHAN memberitahukan rahasia itu kepada
Abrahan supaya ia mengajarkan kepada anak dan keturunannya untuk tetap hidup
menurut jalan yang ditetapkan TUHAN dan supaya hidup benar dan adil di
hadapan-Nya dan dengan demikian TUHAN memenuhi apa yang dijanjikan-Nya kepada
Abraham (lihat ay 19).
Dan berdasarkan nats khotbah
Kejadian 18:20-32, kami beri tema : Hukuman dan Keadilan TUHAN, yang diuraikan dengan tiga
sub tema sebagai berikut :
1). Hukuman TUHAN, dilaksanakan atas
dasar kebenaran fakta yang akurat (ayat 20-21)
Dua orang utusan TUHAN ditugaskan
menginspeksi atau melihat dan merasakan secara langsung tentang laporan-laporan
yang sampai kepada TUHAN, bahwa "sesungguhnya banyak keluh kesah orang
tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya. Karena itu
TUHAN berfirman baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka
telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau
tidak; Aku hendak mengetahuinya" (ayat 20-21).
Kedatangan TUHAN melalui utusan-Nya
yang dua orang ke Sodom dan Gomora, menunjukkan betapa TUHAN sangat
menginginkan objektivitas, keakuratan dan kebenaran yang sebenar-benarnya,
tentang laporan-laporan (keluh-kesah) yang sampai kepada TUHAN. TUHAN, melalui
utusan-Nya blusukan, untuk memastikan situasi, agar Ia dapat menentukan
tindakan apa yang harus dilakukan terhadap manusia yang diinspeksi. Cobalah
dibayangkan, bahwa TUHAN yang mahatahu itu butuh akurasi laporan dan ingin
melihat langsung tentang benar tidaknya kelakuan jahat orang-orang Sodom
dan Gomora.
Kalau TUHAN butuh yang begitu,
tentu saja semua jajaran-Nya atau teman sekerja-Nya di bumi, harus
memperhatikan aspek akurasi dan kebenaran yang sebenar-benarnya, tentang
informasi berbagai permasalahan yang terjadi, sebelum mengambil keputusan dan
tindakan yang diperlukan. Hal seperti itu sangat dibutuhkan oleh setiap pribadi
pelayan, gembala, pemimpin, keluarga, dan kelompok, sehingga setiap keputusan
dan tindakan yang diambil benar-benar objektif, didasarkan atas kebenaran yang
akurat dan bukan sebuah rekayasa. Itu hal pertama yang diajarkan oleh kebenaran
firman TUHAN kepada kita pada hari ini.
2). Hukuman
TUHAN, didasarkan atas kasih dan keadilan-Nya (ayat 22-23/24-32)
Percakapan di bagian ini, disampaikan
sangatlah serius. Masalahnya menyangkut keadilan TUHAN. Apakah adil memusnahkan
orang yang tak bersalah, walau hanya sedikit, bersama-sama dengan banyak orang
yang bersalah? Dan apakah orang-orang yang tak bersalah cukup berarti untuk
mencegah penghancuran orang-orang jahat? Ketegangan dalam pembicaraan itu
tercipta karena Abraham, yang menaruh hormat kepada Tuhan, berani berdebat dan
mendesak Tuhan.
Abraham ingin tahu apa pendapat dan tindakan TUHAN terhadap Sodom dan
Gomora, sehubungan dengan rencana untuk menghukum dan melenyapkan orang benar
bersama-sama dengan orang fasik. Maksudnya, dengan penuh kesopanan dan hormat,
Abraham mempertanyakan keadilan TUHAN dan membujuk TUHAN memberlakukan
keadilan dan belas kasihan-Nya. Karena itu Abraham bertanya kepada TUHAN : “Apakah
Engkau akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik?” (ayat
23b). TUHAN menjawab, bahwa kalau ada orang benar sebanyak batas minimal yang
disebutkan Abraham, yaitu 10 orang saja (ayat 32), maka penduduk kota itu
seluruhnya tidak akan dilenyapkan. Dari
jawaban TUHAN tersebut sangatlah jelas, betapa besarnya kesabaran, hasrat dan
kemurahan TUHAN mau membatalkan hukuman yang direncanakan-Nya atas Sodom dan
Gomora, jika tercapai batas minimal seperti
permintaan Abraham.
Tapi ternyata, hanya empat orang yang
terhitung sebagai orang benar yang ada di kalangan penduduk Sodom dan Gomora
(yakni Lot, isterinya dan dua orang putrinya). Mereka terdiri dari rakyat
kecil, yang tidak punya pengaruh terhadap penduduk kota itu. Sehingga kehadiran
mereka di kota itu tidak mencukupi untuk mencegah pemusnahan yang sedang
diancamkan kepada Sodom dan Gomora. Akhirnya, Hukuman dan Keadilan TUHAN
dinyatakan, yaitu : Sodom dan Gomora harus dilenyapkan dari muka bumi, dan oleh
kemurahan TUHAN 4 orang keluarga Lot yang dianggap benar diselamatkan. Tapi sayangnya,
isteri Lot pun tidak jadi selamat karena ia tidak mentaati persyaratan keselamatan
yang ditetapkan TUHAN ketika mereka sedang dievakuasi; sehingga di tengah
perjalanan ia menjadi tiang garam (baca Kej 19:17b, 26).
Biarlah ini menjadi peringatan bagi
kita, agar kita selalu takut dan hormat kepada TUHAN, karena Ia adalah Allah
yang akan mengadili semuanya tanpa membeda-bedakan orang (baca II Kor 5:10 dan
Kis 10:34b-35).
3). Diperlukan kepedulian terhadap
keselamatan orang lain (ayat 24-32)
Percakapan di bagian ini, ditandai
dengan tawar-menawar yang cukup menarik. Walau kelihatannya seperti main-main,
tetapi yang mau disampaikan sangatlah serius. Abraham ingin tahu, berapa jumlah
orang benar yang harus ada di Sodom dan Gomora, agar penduduk kota itu tidak
dimusnahkan. Abraham dengan terang-terangan
mencoba untuk memperkecil jumlah orang benar yang diperlukan untuk
menyelamatkan kota itu.
Dia berani melakukan itu, karena
dia tahu, bahwa TUHAN itu maha pengampun dan maha penyayang. Abraham juga tahu,
bahwa TUHAN tidak akan memurkai dirinya, kalau dia menghalangi TUHAN menghukum
Sodom dan Gomora. Dan kalaupun dirinya sendiri dihukum oleh TUHAN, sebagai
ganti Sodom, kalau TUHAN tersinggung dan marah, karena dia menghalangi TUHAN
melakukan niat-Nya itu, Abraham siap dan rela menanggung risiko, asalkan
penduduk Sodom dan Gomora diampuni oleh TUHAN.
Karena itu, Abraham bertanya kepada
TUHAN, bagaimana kalau ada 50, atau 45, atau 40, atau 30, atau 20, atau 10
orang yang benar di Sodom dan Gomora, apakah TUHAN melenyapkan mereka
bersama penduduk yang fasik di sana?. Selanjutnya Abraham memohon :
“Jauhkanlah kiranya dari pada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar
bersama-sama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama
dengan orang fasik! Jaukanlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim
segenap bumi tidak menghukum dengan adil?” (Kej 18:25). Abraham sangat peduli
terhadap keselamatan Sodom dan Gomora.
Karena itu Saudara, dari kita sangat diperlukan
kepedulian yang tulus seperti Abraham. Marilah kita peduli terhadap keselamatan
orang-orang lain. Jangan hanya memikirkan rasa aman dan selamat diri sendiri,
tetapi marilah kita terus-menerus berdoa dan meminta dengan sungguh-sungguh kepada
TUHAN untuk keselamatan orang lain. Supaya setiap orang yang jahat, orang yang
keras hati, pemarah, pedendam dan seterusnya, segera mengambil langkah untuk
bertobat, berhenti melakukan dosa, dan kembali hidup sesuai dengan kehendak
TUHAN, sehingga hukuman yang direncanakan Tuhan bagi mereka, dibatalkan-Nya.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar