Kamis, 21 Juli 2016

KHOTBAH MINGGU TGL. 24 JULI 2016 DI JEMAAT BNKP ANUGERAH TABING-PADANG


KHOTBAH MINGGU TGL. 24 JULI 2016, KEJADIAN 18:20-32

Di Jemaat BNKP Anugerah Tabing-Padang

Tema :
HUKUMAN DAN KEADILAN TUHAN
oleh Pdt. Sudiaro Laiya

             Pada ayat-ayat sebelum khotbah (ay.17-19) Tuhan memberitahu Abraham perihal penghukuman atas Sodom dan Gomora. TUHAN menjadikan Abraham sebagai “teman serahasia”, dan oleh karena itu, kepadanya diberitahukan tentang apa yang akan ditimpakan-Nya kepada penduduk Sodom dan Gomora, karena dosa penduduk Sodom dan Gomora semakin memuncak, dan mereka tidak mau menyesali keberdosaan mereka dan tidak mau kembali ke jalan yang benar. Maksud dan tindakan TUHAN, yang sebelumnya tersembunyi, kini diberitahukan kepada Abraham, orang pilihan-Nya. Maksud TUHAN memberitahukan rahasia itu kepada Abrahan supaya ia mengajarkan kepada anak dan keturunannya untuk tetap hidup menurut jalan yang ditetapkan TUHAN dan supaya hidup benar dan adil di hadapan-Nya dan dengan demikian TUHAN memenuhi apa yang dijanjikan-Nya kepada Abraham (lihat ay 19).
             Dan berdasarkan nats khotbah Kejadian 18:20-32, kami beri tema : Hukuman  dan Keadilan TUHAN, yang diuraikan dengan tiga sub tema sebagai berikut :

1). Hukuman TUHAN, dilaksanakan atas dasar kebenaran fakta yang akurat (ayat 20-21)

             Dua orang utusan TUHAN ditugaskan menginspeksi atau melihat dan merasakan secara langsung tentang laporan-laporan yang sampai kepada TUHAN, bahwa "sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya. Karena itu TUHAN berfirman baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak mengetahuinya" (ayat 20-21).
          Kedatangan TUHAN melalui utusan-Nya yang dua orang ke Sodom dan Gomora, menunjukkan betapa TUHAN sangat menginginkan objektivitas, keakuratan dan kebenaran yang sebenar-benarnya, tentang laporan-laporan (keluh-kesah) yang sampai kepada TUHAN. TUHAN, melalui utusan-Nya blusukan, untuk memastikan situasi, agar Ia dapat menentukan tindakan apa yang harus dilakukan terhadap manusia yang diinspeksi. Cobalah dibayangkan, bahwa TUHAN yang mahatahu itu butuh akurasi laporan dan ingin melihat langsung tentang benar tidaknya kelakuan jahat orang-orang Sodom dan Gomora.
          Kalau TUHAN butuh yang begitu, tentu saja semua jajaran-Nya atau teman sekerja-Nya di bumi, harus memperhatikan aspek akurasi dan kebenaran yang sebenar-benarnya, tentang informasi berbagai permasalahan yang terjadi, sebelum mengambil keputusan dan tindakan yang diperlukan. Hal seperti itu sangat dibutuhkan oleh setiap pribadi pelayan, gembala, pemimpin, keluarga, dan kelompok, sehingga setiap keputusan dan tindakan yang diambil benar-benar objektif, didasarkan atas kebenaran yang akurat dan bukan sebuah rekayasa. Itu hal pertama yang diajarkan oleh kebenaran firman TUHAN kepada kita pada hari ini.

   2). Hukuman TUHAN, didasarkan atas kasih dan keadilan-Nya (ayat  22-23/24-32)
  
             Percakapan di bagian ini, disampaikan sangatlah serius. Masalahnya menyangkut keadilan TUHAN. Apakah adil memusnahkan orang yang tak bersalah, walau hanya sedikit, bersama-sama dengan banyak orang yang bersalah? Dan apakah orang-orang yang tak bersalah cukup berarti untuk mencegah penghancuran orang-orang jahat? Ketegangan dalam pembicaraan itu tercipta karena Abraham, yang menaruh hormat kepada Tuhan, berani berdebat dan mendesak Tuhan.
             Abraham ingin tahu apa pendapat dan tindakan TUHAN terhadap Sodom dan Gomora, sehubungan dengan rencana untuk menghukum dan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik. Maksudnya, dengan penuh kesopanan dan hormat, Abraham mempertanyakan keadilan TUHAN dan membujuk TUHAN  memberlakukan keadilan dan belas kasihan-Nya. Karena itu Abraham bertanya kepada TUHAN : “Apakah Engkau akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik?” (ayat 23b). TUHAN menjawab, bahwa kalau ada orang benar sebanyak batas minimal yang disebutkan Abraham, yaitu 10 orang saja (ayat 32), maka penduduk kota itu seluruhnya  tidak akan dilenyapkan. Dari jawaban TUHAN tersebut sangatlah jelas, betapa besarnya kesabaran, hasrat dan kemurahan TUHAN mau membatalkan hukuman yang direncanakan-Nya atas Sodom dan Gomora, jika tercapai batas minimal seperti  permintaan Abraham.
          Tapi ternyata, hanya empat orang yang terhitung sebagai orang benar yang ada di kalangan penduduk Sodom dan Gomora (yakni Lot, isterinya dan dua orang putrinya). Mereka terdiri dari rakyat kecil, yang tidak punya pengaruh terhadap penduduk kota itu. Sehingga kehadiran mereka di kota itu tidak mencukupi untuk mencegah pemusnahan yang sedang diancamkan kepada Sodom dan Gomora. Akhirnya, Hukuman dan Keadilan TUHAN dinyatakan, yaitu : Sodom dan Gomora harus dilenyapkan dari muka bumi, dan oleh kemurahan TUHAN 4 orang keluarga Lot yang dianggap benar diselamatkan. Tapi sayangnya, isteri Lot pun tidak jadi selamat karena ia tidak mentaati persyaratan keselamatan yang ditetapkan TUHAN ketika mereka sedang dievakuasi; sehingga di tengah perjalanan ia menjadi tiang garam (baca Kej 19:17b, 26).
          Biarlah ini menjadi peringatan bagi kita, agar kita selalu takut dan hormat kepada TUHAN, karena Ia adalah Allah yang akan mengadili semuanya tanpa membeda-bedakan orang (baca II Kor 5:10 dan Kis 10:34b-35).

3). Diperlukan kepedulian terhadap keselamatan orang lain (ayat 24-32)

             Percakapan di bagian ini, ditandai dengan tawar-menawar yang cukup menarik. Walau kelihatannya seperti main-main, tetapi yang mau disampaikan sangatlah serius. Abraham ingin tahu, berapa jumlah orang benar yang harus ada di Sodom dan Gomora, agar penduduk kota itu tidak dimusnahkan. Abraham dengan terang-terangan mencoba untuk memperkecil jumlah orang benar yang diperlukan untuk menyelamatkan kota itu.
             Dia berani melakukan itu, karena dia tahu, bahwa TUHAN itu maha pengampun dan maha penyayang. Abraham juga tahu, bahwa TUHAN tidak akan memurkai dirinya, kalau dia menghalangi TUHAN menghukum Sodom dan Gomora. Dan kalaupun dirinya sendiri dihukum oleh TUHAN, sebagai ganti Sodom, kalau TUHAN tersinggung dan marah, karena dia menghalangi TUHAN melakukan niat-Nya itu, Abraham siap dan rela menanggung risiko, asalkan penduduk Sodom dan Gomora diampuni oleh TUHAN.
          Karena itu, Abraham bertanya kepada TUHAN, bagaimana kalau ada 50, atau 45, atau 40, atau 30, atau 20, atau 10 orang  yang benar di Sodom dan Gomora, apakah TUHAN melenyapkan mereka bersama penduduk yang fasik di sana?. Selanjutnya Abraham memohon : “Jauhkanlah kiranya dari pada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar bersama-sama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang fasik! Jaukanlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?” (Kej 18:25). Abraham sangat peduli terhadap keselamatan Sodom dan Gomora.
           Karena itu Saudara, dari kita sangat diperlukan kepedulian yang tulus seperti Abraham. Marilah kita peduli terhadap keselamatan orang-orang lain. Jangan hanya memikirkan rasa aman dan selamat diri sendiri, tetapi marilah kita terus-menerus berdoa dan meminta dengan sungguh-sungguh kepada TUHAN untuk keselamatan orang lain. Supaya setiap orang yang jahat, orang yang keras hati, pemarah, pedendam dan seterusnya, segera mengambil langkah untuk bertobat, berhenti melakukan dosa, dan kembali hidup sesuai dengan kehendak TUHAN, sehingga hukuman yang direncanakan Tuhan bagi mereka, dibatalkan-Nya. Amin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar