Naskah
khotbah Pdt. Sudiaro Laiya
Minggu,
22 Maret 2015 (siang)
Di
Jemaat BNKP Anugerah Tabing
Tema :
CARA
MEMPERTAHANKAN KELAKUAN BERSIH
Mazmur
119:9-16
I.PENDAHULUAN
Mazmur
119, merupakan pasal yang terpanjang dalam Alkitab. Mazmur ini ditulis setelah
Bait Allah dibangun kembali, sebagai suatu perenungan akan keindahan firman
Allah dan juga keindahan hidup orang yang sedia dituntun oleh firman Allah.
Kerinduan
pemazmur, adalah menjaga hidupnya tetap bersih, tidak menyimpang dari
perintah-perintah Tuhan. Dan kerinduannya ini bukan hanya sekedar menjadi
angan-angan atau selogan hidup semata. Kerinduannya pemazmur, ditindaklanjuti
dengan usaha-usaha untuk mencapainya, yaitu dengan mencari Tuhan melalui
firmanNya.
Saya
percaya, bahwa kita rindu akan perubahan yang signifikan dalam diri, keluarga,
gereja dan bangsa kita. Kita rindu akan kehidupan yang tentram dan damai. Kita
rindu agar di wajah setiap insan kembali memancarkan “gambar dan rupa” Allah,
yang penuh kasih, bertanggung jawab, memiliki daya kreatifitas untuk membangun
kehidupan menjadi “lebih baik”.
II.URAIAN
DAN PENERAPAN
Khususnya
dalam Mazmur 119:9-16, yang merupakan nats khotbah hari ini, pemazmur
mengemukakan beberapa hal yang penting dilakukan seseorang “mempertahankan kelakuannya bersih”.
1.Dengan menjaganya sesuai dengan
firman Tuhan (ay 9b).
Hidup
benar (bersih) di tengah-tengah kebobrokan moral zaman sekarang sangat sulit
dan berat. Mengapa? Karena hidup di dunia ini tidak terlepas dari pengaruh
lingkungan. Hidup di tengah-tengah masyarakat yang beraneka ragam, nilai
kebenaran itu sendiri sangat “relatif.” Apa yang kita anggap benar, belum tentu
benar menurut pandangan orang lain. Dan apa yang dipandang benar oleh orang
lain, belum tentu benar menurut pandangan kita. Sehingga nilai kebenaran itu
tidak mutlak, tergantung sudut pandang seseorang.
Misalnya : Bagi
segelintir orang korupsi itu dianggap benar karena banyak orang melakukannya
dan cepat menjadi kaya raya. Tapi bagi sebagian orang, korupsi itu merupakan
kejahatan yang harus dibrantas (makanya ada KPK, walaupun orang-orangnya sering
dikriminalisasi). Bagi mereka yang sudah terbiasa korupsi, uang yang diperoleh
dengan cara haram seperti itu, bahkan dianggap sebagai “berkat/anugerah.”
Sebagian orang menganggap tidak ke gereja itu tidak salah, yang lain mengatakan
salah, dst. Dalam hal ini pemazmur memberikan satu nilai kebenaran adalah “Sesuai Dengan
Firman Tuhan”. Jadi untuk mempertahankan kelakuan bersih,
mempertahankan hidup benar, harus menjaganya sesuai dengan firman Tuhan (ay 9b).
Misalnya, Mengasihi.
Mengasihi sesuai dengan firman Tuhan adalah, mengasihi Allah dengan segenap
hati…. dan mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri (Mt 22:37-39). Jadi
menurut firman Tuhan, keduanya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.
Ibarat sebuah salib. Salib adalah pertemuan antara kayu vertikal dengan kayu
horizontal yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Karena begitu
dipisahkan, bukan lagi salib namanya. Demikian juga antara mengasihi Tuhan
dengan mengasihi sesama manusia, tidak dapat dipisahkan; karena tidak mungkin
kita mengasihi Tuhan tanpa mengasihi sesama manusia. Untuk mempraktekkan kasih
ini itulah tanggungjawab kita.
Melakukan
kasih dengan benar adalah harus sesuai dengan firman Tuhan. Karena itu, kita harus
selalu ingat bahwa yang memberikan penilaian benar atau tidak terhadap perbuatan
atau kelakuan kita adalah firman Tuhan. Kalau sesuai dengan firman Tuhan
perbuatan dan kelakuan kita, berarti itu benar. Tetapi kalau tidak sesuai,
berarti salah.
Sehubungan
dengan itu, firman Tuhan hendak merevolusi mental setiap orang yang sudah rusak
dan bobrok selama ini dengan mengatakan : “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia
ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan
manakah kehendah Allah : apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang
sempurna.” (Rom 12:2). Selanjutnya dikatakan : “Segala tulisan yang diilhamkan
Allah memang bermanfaat untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan
dan untuk mendidik orang dalam kebenaran” (II Tim 3:16). Jadi sesuai
dengan yang diajarkan pemazmur, bahwa yang perlu dilakukan seseorang untuk
mempertahankan kelakuannya tetap bersih, adalah dengan menjaganya sesuai dengan
firman Tuhan (ay 9b).
2.Dengan segenap hati mencari Tuhan
(ay 10).
Yang
dilakukan seseorang untuk mempertahankan kelakuannya bersih adalah “Mencari Tuhan dengan segenap hati.” Bagaimana
caranya mencari Tuhan? Mencari Tuhan adalah
melalui kegiatan : beribadah, berdoa, mendengar, atau membaca dan merenungkan
firman Tuhan. Jika kita berbicara dengan segenap hati mencari Tuhan, tidak
hanya sekedar ikut-ikutan orang lain. Tetapi mencari Tuhan dengan segenap hati
harus dengan kesadaran, dengan motivasi yang benar. Apakah benar semua orang
yang pergi beribadah ke gereja murni (dengan segenap hati) mencari Tuhan?
Melalui
kegiatan PWJ tahun 2014 yang lalu, setiap rumah tangga telah dikunjungi para
pelayan untuk meberikan pemahaman betapa pentingnya setia beribadah, rajin
berdoa, serta rutin mendengar, membaca dan merenungkan firman Tuhan; baik di
gereja maupun di rumah kita masing-masing. Yang diharapkan dari usaha itu
ialah, agar setelah semua warga jemaat memahaminya, termotivasi
mempraktekkannya dalam kehidupan pribadi, keluarga dan jemaat. Hal itu penting
kita lakukan dengan segenap hati, karena itulah cara yang ditunjukkan firman
Allah kepada kita, untuk mencari dan menemukan Tuhan kini dan disini.
Memang
kita sering beribadah, berdoa, mendengar, membaca dan merenungkan firman Allah,
termasuk kita yang sedang beribadah saat ini. Tetapi yang menjadi pertanyaan
ialah : Apakah benar dengan segenap hati kita mencari Tuhan, seperti kerinduan
pemazmur?
Untuk
menjawab pertanyaan ini, saya beri contoh,
misalnya : Mungkin ada orang,…… secara fisik sedang beribadah,
berdoa, memuji dan mendengar firman Tuhan, tetapi hati dan pikirannya sedang
bercabang kemana-mana : mungkin memikirkan masaalah pekerjaan, masaalah
keluarga, masaalah perselisihan atau hati yang masih jengkel kepada orang lain,
dst. Jika ada yang beribadah dengan sikap seperti itu, sia-sialah ia mencari
Tuhan. Tuhan Yesus berkata : “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya,
padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, ….”
(Mat 15:8-9a).
Hari
ini, pemazmur mengajak kita supaya kita mencari Tuhan dengan segenap hati, menyerahkan
segenap hidup kita kepada-Nya, memohon agar kita dimampukan berjalan di jalan
Tuhan dan tidak menyimpang dari perintah-perintah-Nya. Jadi, jika kita setia mencari
Tuhan dengan segenap hati, setia berjalan di jalan Tuhan dan tidak menyimpang
dari kebenaran
firman-Nya, maka dengan jalan itu, kita dapat mempertahankan kelakuan dan
mentalitas kita, menjadi bersih (sekalipun tidak sempurna 100%).
3.Menyimpan firman di dalam hati dan
menyaksikannya dgn bibir/mulut (ay 11-18).
Hal
ketiga yang perlu diperhatikan jika seseorang mau mempertahankan kelakuannya
bersih adalah dengan cara “menyimpan firman-Nya di dalam hati dan
menyaksikannya dengan bibir/mulut”.
Ada
satu kalimat illustrasi mengatan : Hati
adalah jendela mata. Artinya, apa yang ada di dalam hati akan terpancar
dari mata. Kalau hati lagi marah maka mata akan merah. Kalau hati lagi
bersukacita maka mata akan berseri-seri. Suasana hati itu tergantung dari apa
yang ada di dalamnya. Jika hati diisi dengan kebencian maka hidupnya akan
memancarkan “sinyal” kesal dan marah. Tetapi jika hati kita dipenuhi janji-janji
maka akan terpancar suatu gelora yang membara dan semangat yang luar biasa.
Pemazmur,
mengisi hatinya dengan firman dan janji keselamatan dari Tuhan. Firman dan
janji-janji Tuhan yang ada di hatinya, membuat dia terus rindu dan bersemangat menjalin
hubungan dengan Tuhan melalui perenungan firman-Nya. Tetapi pemazmur tidak
hanya sekedar merenungkan firman di dalam hati, tetapi di ayat 13 dikatakan :
“Dengan bibirku aku menceritakan segala hukum yang Kauucapkan.” Firman dan
janji Tuhan yang mengisi hatinya, memberi semangat baginya untuk bersaksi
dengan bibirnya.
Hari
ini kita diajak mengisi hati kita dengan firman dan janji-janji keselamatan
dari Tuhan, supaya memberikan semangat dan pengharapan yang teguh di hati kita,
sekaligus memberi semangat dan motivasi kepada kita menyaksikan firman Tuhan
dengan bibir/mulut kita. Jadi, firman dan janji-janji Tuhan yang disimpan di
dalam hati, direnungkan setiap hari, dan diperkatakan dengan mulut, akan
membawa pembaharuan yang radikal dalam hidup kita, sehingga kita mampu menjaga
dan mempertahankan kesuciah hidup kita di hadapan Allah dan sesama. Amin.