Sabtu, 27 Agustus 2016

PILIH SATU DI ANTARA DUA (Lukas 12:49-56)


KHOTBAH MINGGU TGL. 14 AGUSTUS 2016, 

Di Jemaat BNKP Anugerah Tabing-Padang (siang)

Tema :
PILIH SATU DI ANTARA DUA
Lukas 12:49-56
Pdt. Sudiaro Laiya

Pengantar

Pada bagian sebelum khotbah ini, Yesus memberi peringatan supaya kita waspada menghadapi segala situasi. Diserukan kepada kita supaya selalu berjaga-jaga dan berlaku setia melaksanakan tugas yang dipercayakan kepada kita di dunia ini (Luk 12:35-48).

Sekarang, menyusul sejumlah perkataan-perkataan Yesus yang menjelaskan bahwa zaman dimana para pendengar-Nya dulu – termasuk kita sekarang – merupakan masa yang sangat krisis, yang mengharuskan kita mengambil keputusan yang sangat mendasar, yaitu keputusan yang menentukan hidup atau mati. Selanjutnya Yesus mengingatkan, bahwa para pengikut Kristus, tidak selalu hidup dalam kedamaian, terkadang mengalami ketegangan, pertentangan, bahkan perlawanan. Karena itu, Yesus ingatkan supaya kita hidup bijaksana menilai zaman ini (Luk 12:49-56).

Dan pada bagian sesudah khotbah, Yesus mengingatkan agar menggunakan kesempatan yang ada untuk bertobat. Bagi mereka yang tidak bertobat, mereka pasti akan menemui akibatnya. (Luk 12:57-59).

Dan supaya lebih mudah memahami nas khotbah ini, kami mau menjelaskannya dengan tema :
“PILIH SATU DI ANTARA DUA.”
1.      Menerima atau Menolak.
2.      Bertahan atau menyerah.
3.      Serius atau Cuet.
Uraian dan Penerapan

1.        Menerima atau Menolak (ay 49-50)

Sebelum masuk ke sub tema pertama, saya menjelaskan terlebih dahulu apa maksud Yesus di ayat 49, 40. Ayat 39, “Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala!”  Ayat 50, “Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung!”

Di ayat 49a, Api menggambarkan murka atau hukuman Allah yang akan dikenakan atas muka bumi karena dosa. Namun, murka atau hukuman itu harus ditimpakan kepada Yesus. Itulah yang dimaksudkan ketika Yesus mengatakan pada ay 50 Aku harus menerima baptisan. Pada awal pekerjaan-Nya, Ia menerima baptisan dari Yohanes, Ia dibenamkan ke dalam air, di sungai Yordan. Tetapi di akhir pekerjaan-Nya, Ia dibaptis atau dibenamkan ke dalam penderitaan dan kematian, di kayu salib. Karena itu, pada ayat 49b dan 50b, disatu pihak Yesus mengharapkan api murka itu segera menyala, tetapi di pihak lain hati Yesus sangat susah sebelum murka dan hukuman itu berlangsung atas diri-Nya (cf peristiwa di taman Getzemani, Mat. 26:38a).

Jadi, realisasi api murka dan hukuman Tuhan yang ditimpakan kepada Yesus ialah, penderitaan dan kematian-Nya di kayu salib. Dalam hal ini, kita harus memahami bahwa peristiwa salib itu,  merupakan tindakan kasih Allah, untuk mendamaikan manusia dengan diri-Nya. Jadi peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus, memulihkan hubungan manusia dengan Allah, yang sudah rusak karena dosa. Oleh sebab itu, manusia harus segera mengambil keputusan, untuk menerima atau menolak-Nya.

Barang siapa yang percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dibebaskan dari hukuman dosa, dan beroleh selamat (cf. Yoh. 3:16). Tetapi barang siapa mengambil keputusan untuk menolak, yang akan terjadi atasnya adalah murka dan hukuman Allah. Karena itu saudara, pilih satu di antara dua : Menerima atau Menolak Yesus.
2.      Bertahan atan Menyerah (ay 51-53)

Berkaitan dengan bagian pertama, sudah dijelaskan bahwa kedatangan Yesus di dunia ini membawa keselamatan dan kedamaian. Tetapi mengapa Yesus mengatakan di ayat 51, bahwa Ia datang membawa pertentangan?

Yesus mengatakan seperti itu, karena menurut pengharapan tokoh-tokoh teolog Yahudi, bahwa kedamaian dan keselamatan yang dibawa ketika Mesias datang, adalah kedamaian dan keselamatan secara politis, yaitu kedamaian dan kelepasan mereka dari penjajahan Romawi. Sebab itu Yesus mau menegaskan bahwa, bentuk kedamaiana dan keselamatan yang dibawa-Nya, sama sekali beda dan tidak seperti yang diharapkan orang-orang Yahudi.

Mengapa pertentangan itu bisa terjadi? Pertentangan itu terjadi, karena kehadiran Yesus dan karya keselamatan yang dikerjakan-Nya, lewat kematian dan kebangkitan-Nya, manusia meresponnya dari dua sisi yang berbeda. Ada kelompok manusia yang percaya dan  menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat; mereka disebut murid atau pengikut Kristus. Dan yang lain adalah kelompok manusia yang tidak percaya dan yang menolak Yesus serta pengajaran-Nya. Kelompok ini, menentang, membenci, dan menganiaya orang-orang percaya, yang setia mengikut Kristus. Itulah bentuk “pertentangan” yang dimaksudkan Yesus pada ayat 51 tersebut, yang akan dialami oleh para murid-Nya. Dan hal itu sudah terjadi dan akan terus terjadi.

Pada zaman sekarangpun, seringkali terjadi hal yang serupa. Pihak-pihak yang menolak Yesus, membenci dan memusuhi orang Kristen, menghalangi orang beribadah, bahkan tidak jarang terjadi, rumah-rumah ibadah dirusak dan dibakar, dsb. Lalu dalam menghadapi semua itu, kita bersikap seperti apa?. Melakukan perlawanan atau pembalasan? Dan kalau kita diancam menanggalkan iman, apakah kita harus menyerah?
Tuhan Yesus mengingatkan kepada kita dalam Injil Matius 24:9-13  dikatakan : Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku, dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci. Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang menjadi dingin. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. 

Jadi, sikap menghadapi situasi genting seperti itu, kita harus bertahan, tidak boleh cepat menyerah. Orang yang cepat menyerah tidak mendapat bagian apa-apa dari Tuhan, bahkan yang terjadi adalah kehancuran. Tetapi orang yang bertahan akan selamat. Karena itu, mari kita pilih  satu di antara dua, yaitu : Bertahan atau Menyerah.

3.      Serius atau Cuet (ay 54-56)

Bagian ini, ditujukan kepada orang banyak, khususnya para pemuka agama Yahudi. Yesus mengkritik mereka, karena tidak dapat menilai zaman ini. Di ay. 56 Yesus katakan : “Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini?

Yang merupakan kritikan Tuhan Yesus adalah mereka dapat menilai dan memahami tanda-tanda alam di sekelilingnya, apakah mau datang hujan atu panas, mereka bisa menilainya (ay 54-55). Namun terhadap peristiwa kedatangan Tuhan Yesus, mereka tidak mau tahu, cuet dan tidak mau memahami zamat tersebut. Mereka menikmati apa yang telah mereka lakukan selama ini, yaitu hidup dalam kemunafikan. Mereka seperti orang yang rohani namun hidup mereka jauh dari kebenaran firman Tuhan. Secara lahiriah mereka begitu beribadah tetapi secara batiniah mereka jauh dari Tuhan. Mereka menganggap diri sebagai tokoh dan pemimpin di bidang agama tetapi hidup mereka penuh dengan kepalsuan.

Bagaimana dengan kita? Tuhan Yesus tahu apakah kita sungguh-sungguh percaya kepada-Nya atau tidak. Tuhan Yesus juga melihat apabila kita menjalankan ibadah kita dengan serius atau hanya secara formalitas saja. Tuhan Yesus juga bisa merasakan apakah kita sungguh-sungguh melibatkan-Nya dalam berbagai aktivitas kita sehari-hari atau tidak peduli karena kita merasa mampu melakukannya sendiri. Tuhan Yesus pun sangat memperhatikan apakah kita serius melayani-Nya dengan sepenuh hati atau setengah hati. Tuhan tahu semuanya.

Jadi, yang Tuhan Yesus kehendaki bagi kita adalah keseriusan dalam menjalankan tugas panggilan kita, baik sebagai warga jemaat maupu sebagai hamba-Nya. Sebab segala sesuatu yang kita kerjakan, akan kita pertanggungjawabkan kelak dihadapan Allah.
Sekarang, tentukan sikap, pilih satu di antara dua : Serius atau Cuet.
Amin.