KHOTBAH MINGGU TGL. 14 AGUSTUS 2016,
Di Jemaat BNKP Anugerah Tabing-Padang (siang)
Tema :
PILIH SATU DI ANTARA DUA
Lukas 12:49-56
Pdt. Sudiaro Laiya
Pengantar
Pada bagian sebelum khotbah ini, Yesus
memberi peringatan supaya kita waspada menghadapi segala situasi. Diserukan
kepada kita supaya selalu berjaga-jaga dan berlaku setia melaksanakan tugas
yang dipercayakan kepada kita di dunia ini (Luk 12:35-48).
Sekarang, menyusul sejumlah
perkataan-perkataan Yesus yang menjelaskan bahwa zaman dimana para
pendengar-Nya dulu – termasuk kita sekarang – merupakan masa yang sangat
krisis, yang mengharuskan kita mengambil keputusan yang sangat mendasar, yaitu
keputusan yang menentukan hidup atau mati. Selanjutnya Yesus mengingatkan,
bahwa para pengikut Kristus, tidak selalu hidup dalam kedamaian, terkadang
mengalami ketegangan, pertentangan, bahkan perlawanan. Karena itu, Yesus
ingatkan supaya kita hidup bijaksana menilai zaman ini (Luk 12:49-56).
Dan pada bagian sesudah khotbah, Yesus
mengingatkan agar menggunakan kesempatan yang ada untuk bertobat. Bagi mereka
yang tidak bertobat, mereka pasti akan menemui akibatnya. (Luk 12:57-59).
Dan supaya lebih mudah memahami nas khotbah
ini, kami mau menjelaskannya dengan tema :
“PILIH SATU DI ANTARA DUA.”
1.
Menerima
atau Menolak.
2.
Bertahan
atau menyerah.
3.
Serius
atau Cuet.
Uraian
dan Penerapan
1.
Menerima atau Menolak (ay 49-50)
Sebelum masuk ke sub tema pertama, saya
menjelaskan terlebih dahulu apa maksud Yesus di ayat 49, 40. Ayat 39, “Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku
harapkan, api itu telah menyala!” Ayat
50, “Aku harus menerima baptisan,
dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung!”
Di ayat 49a, Api menggambarkan murka atau
hukuman Allah yang akan dikenakan atas muka bumi karena dosa. Namun, murka atau
hukuman itu harus ditimpakan kepada Yesus. Itulah yang dimaksudkan ketika Yesus
mengatakan pada ay 50 Aku harus menerima baptisan. Pada awal pekerjaan-Nya, Ia
menerima baptisan dari Yohanes, Ia dibenamkan ke dalam air, di sungai Yordan. Tetapi
di akhir pekerjaan-Nya, Ia dibaptis atau dibenamkan ke dalam penderitaan dan
kematian, di kayu salib. Karena itu, pada ayat 49b dan 50b, disatu pihak Yesus
mengharapkan api murka itu segera menyala, tetapi di pihak lain hati Yesus
sangat susah sebelum murka dan hukuman itu berlangsung atas diri-Nya (cf peristiwa
di taman Getzemani, Mat. 26:38a).
Jadi, realisasi api murka dan hukuman Tuhan yang ditimpakan kepada Yesus ialah, penderitaan dan kematian-Nya di kayu
salib. Dalam hal ini, kita harus memahami bahwa peristiwa salib itu, merupakan tindakan kasih Allah, untuk mendamaikan
manusia dengan diri-Nya. Jadi peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus, memulihkan
hubungan manusia dengan Allah, yang sudah rusak karena dosa. Oleh sebab itu,
manusia harus segera mengambil keputusan, untuk menerima atau menolak-Nya.
Barang siapa yang percaya dan menerima
Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dibebaskan dari hukuman dosa, dan beroleh
selamat (cf. Yoh. 3:16). Tetapi barang siapa mengambil keputusan untuk menolak,
yang akan terjadi atasnya adalah murka dan hukuman Allah. Karena itu saudara,
pilih satu di antara dua : Menerima atau Menolak Yesus.
2. Bertahan atan
Menyerah (ay 51-53)
Berkaitan dengan bagian pertama, sudah
dijelaskan bahwa kedatangan Yesus di dunia ini membawa keselamatan dan kedamaian.
Tetapi mengapa Yesus mengatakan di ayat 51, bahwa Ia datang membawa
pertentangan?
Yesus mengatakan seperti itu, karena
menurut pengharapan tokoh-tokoh teolog Yahudi, bahwa kedamaian dan keselamatan
yang dibawa ketika Mesias datang, adalah kedamaian dan keselamatan secara
politis, yaitu kedamaian dan kelepasan mereka dari penjajahan Romawi. Sebab itu
Yesus mau menegaskan bahwa, bentuk kedamaiana dan keselamatan yang dibawa-Nya, sama
sekali beda dan tidak seperti yang diharapkan orang-orang Yahudi.
Mengapa pertentangan itu bisa terjadi? Pertentangan
itu terjadi, karena kehadiran Yesus dan karya keselamatan yang
dikerjakan-Nya, lewat kematian dan kebangkitan-Nya, manusia meresponnya dari
dua sisi yang berbeda. Ada kelompok manusia yang percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat;
mereka disebut murid atau pengikut Kristus. Dan yang lain adalah kelompok manusia
yang tidak percaya dan yang menolak Yesus serta pengajaran-Nya. Kelompok ini,
menentang, membenci, dan menganiaya orang-orang percaya, yang setia mengikut
Kristus. Itulah bentuk “pertentangan” yang dimaksudkan Yesus pada ayat 51
tersebut, yang akan dialami oleh para murid-Nya. Dan hal itu sudah terjadi dan
akan terus terjadi.
Pada zaman sekarangpun, seringkali terjadi hal
yang serupa. Pihak-pihak yang menolak Yesus, membenci dan memusuhi orang
Kristen, menghalangi orang beribadah, bahkan tidak jarang terjadi, rumah-rumah
ibadah dirusak dan dibakar, dsb. Lalu dalam menghadapi semua itu, kita bersikap
seperti apa?. Melakukan perlawanan atau pembalasan? Dan kalau kita diancam
menanggalkan iman, apakah kita harus menyerah?
Tuhan Yesus mengingatkan kepada kita dalam
Injil Matius 24:9-13 dikatakan : “Pada
waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan
dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku, dan banyak orang akan murtad
dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci. Banyak
nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. Dan karena makin
bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang menjadi dingin. Tetapi
orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.”
Jadi, sikap menghadapi situasi genting
seperti itu, kita harus bertahan, tidak boleh cepat menyerah. Orang yang cepat
menyerah tidak mendapat bagian apa-apa dari Tuhan, bahkan yang terjadi adalah
kehancuran. Tetapi orang yang bertahan akan selamat. Karena itu, mari kita
pilih satu di antara dua, yaitu : Bertahan atau
Menyerah.
3. Serius atau Cuet (ay
54-56)
Bagian ini, ditujukan kepada orang banyak,
khususnya para pemuka agama Yahudi. Yesus mengkritik mereka, karena tidak dapat
menilai zaman ini. Di ay. 56 Yesus katakan : “Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya,
mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini?”
Yang merupakan kritikan Tuhan Yesus adalah
mereka dapat menilai dan memahami tanda-tanda alam di sekelilingnya, apakah mau
datang hujan atu panas, mereka bisa menilainya (ay 54-55). Namun terhadap
peristiwa kedatangan Tuhan Yesus, mereka tidak mau tahu, cuet dan tidak
mau memahami zamat tersebut. Mereka menikmati apa yang telah mereka lakukan
selama ini, yaitu hidup dalam kemunafikan. Mereka seperti orang yang rohani namun
hidup mereka jauh dari kebenaran firman Tuhan. Secara lahiriah mereka begitu beribadah
tetapi secara batiniah mereka jauh dari Tuhan. Mereka menganggap diri sebagai
tokoh dan pemimpin di bidang agama tetapi hidup mereka penuh dengan kepalsuan.
Bagaimana dengan kita? Tuhan Yesus tahu
apakah kita sungguh-sungguh percaya kepada-Nya atau tidak. Tuhan Yesus juga melihat
apabila kita menjalankan ibadah kita dengan serius atau hanya secara formalitas
saja. Tuhan Yesus juga bisa merasakan apakah kita sungguh-sungguh
melibatkan-Nya dalam berbagai aktivitas kita sehari-hari atau tidak peduli
karena kita merasa mampu melakukannya sendiri. Tuhan Yesus pun sangat memperhatikan
apakah kita serius melayani-Nya dengan sepenuh hati atau setengah hati. Tuhan
tahu semuanya.
Jadi, yang Tuhan Yesus kehendaki bagi kita
adalah keseriusan dalam menjalankan tugas panggilan kita, baik sebagai warga
jemaat maupu sebagai hamba-Nya. Sebab segala sesuatu yang kita kerjakan, akan
kita pertanggungjawabkan kelak dihadapan Allah.
Sekarang, tentukan sikap, pilih satu di
antara dua : Serius
atau Cuet.
Amin.