Renungan pada
Kebaktian bulananUmat Kristiani
Kompleks Perumahan
Pondok Indah
Batam Centre -
BATAM
Mg, 26 Juni 2016, dilayani
Pdt. Sudiaro Laiya
HIDUP BERPADANAN DENGAN
PANGGILAN KITA
Efesus 4 : 1-2, I Petrus
2:9-10
Nats
“Sebab
itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya
hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan
itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah
kasihmu dalam hal saling membantu.”
Uraian dan Penerapan
Pada waktu saya belajar di Sekolah Teologi,
kami diharuskan tinggal di asrama. Para mahasiswa yang belajar di teologi terdiri
dari satu jenis kelamin saja, semuanya laki-laki, karena zaman itu gereja
pendiri Sekolah Teologi tersebut, belum menerima perempuan menjadi Pendeta.
Kami sering dikumpulkan dan berkali-kali
diberi ceramah bagaimana cara hidup sebagai mahasiswa Teologi/calon hamba
Tuhan, diantaranya :
Ø Kalau masuk kamar teman harus sopan, ketok
pintu terlebih dahulu.
Ø Sedapat mungkin jangan sampai berutang.
Ø Menghormati orang yang lebih tua.
Ø Bersabar walaupun dikritik.
Ø Hati-hati berbicara tentang uang dan
fasilitas.
Ø Kalau makan jangan rakus.
Ø Dan ;lain-lain.
Ada banyak ajaran yang disarankan untuk
kami lakukan, agar hidup kami sepadan dengan panggilan (status) sebagai calon
hamba Tuhan.
Menjadi hamba Tuhan adalah panggilan,
karena itu ia harus hidup sepadan dengan panggilannya sebagai hamba Tuhan.
Menjadi pengikut Kristus juga sebagai panggilan, bukan warisan nenek moyang.
Karena itu kita harus hidup sepadan dengan panggilan kita sebagai pengikut
Kristus.
Kalau kita perhatikan apa yang tertulis
dalam I Petrus 2:9-10, panggilan seperti itu dijelaskan demikian : “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat
yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu
memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil
kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib : kamu, yang dahulu
bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu kamu
tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.”
Dari kedua ayat tersebut, panggilan kita
digambarkan sebagai berikut :
- Dahulu kita bukan umat Allah, tetapi sekarang kita dipanggil menjadi umat Allah.
- Dahulu kita termasuk orang-orang yang tidak dikasihani, tetapi sekarang kita dipanggil menjadi orang-orang yang beroleh belas kasihan.
- Kehidupan yang dahulu tersebut digambarkan sebagai kehidupan dalam kegelapan dosa, tetapi setelah Allah memanggil kita keluar dari sana, maka sekarang kita menjadi orang-orang yang hidup dalam terang Kristus.
Saudara, karena kita dipanggil menjadi anak-anak terang, menjadi umat Allah dan menjadi orang-orang yang sudah beroleh belas kasihan,
maka rasul Paulus mengajak kita, supaya hidup kita berpadanan dengan panggilan
itu (Rm 4:1).
Lalu hidup seperti apa itu?
Pada ayat berikutnya (Rm 4:2) Paulus
menjelaskan Hendaklah kamu selalu
rendah hati, lemah lembut dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling
membantu. Berdasarkan ayat ini, ada 4 macam sikap hidup yang sepadan dengan
panggilan tersebut, sebagai berikut :
- Rendah hati.
- Lemah lembut.
- Sabar dan
- Kasih yang aktif dan berinisiatif.
Sikap-sikap ini adalah susah-susah gampang.
Mengapa? Karena keempat macam sikap tersebut, sangat mudah dimengerti dan
dipahami, tetapi sangat sukar untuk dilakukan. Kita semua tahu dan mengerti apa
itu rendah hati, tahu juga bagaimana bersikap lembut, juga mengerti apa arti
kesabaran dan kasih, tapi untuk bisa memiliki sikap-sikap itu secara sempurna,
sangatlah susah.
Namun, hari ini firman tuhan menuntut agar
sikap-sikap seperti itu harus kita miliki dan selalu menjadi pola hidup kita
kapan dan dimana saja. Caranya mulai dari hal yang sederhana, misalnya :
Pertama, Bersikap rendah hati. Ketika mungkin kita
menjabat posisi yang lebih tinggi dalam bidang kita, kita tetap rendah hati dan
menyadari bahwa itu semua hanya anugerah
Tuhan. Karena itu kita tidak boleh menyombongkan diri dan merasa diri lebih
baik, lebih hebat dan lebih penting dari orang lain.
Kedua, Bersikap lemah lembut. Lebih baik kita
dikenal sebagai seorang yang berhati lembut dari pada terkenal sebagai orang
yang angkuh dan kasar.
Ketiga, Bersikap sabar. Ketika kita menghadapi
banyak tantangan, dan mungkin ada orang yang bertindak tidak adil terhadap diri
kita, kita tetap sabar. Ingat bahwa “orang sabar kasihan Allah.”
Keempat, Hal yang terakhir yang diminta kepada kita
adalah supaya setiap kita, menunjukkan KASIH dalam hal saling membantu. Mempraktekkan
kasih dalam hal saling membantu sangat penting dan wajib dilakukan. Mengapa?
Karena setiap tindakan kasih kita, akan dapat menyatakan kasih Kristus kepada
dunia yang haus akan kasih itu. Kasih itu harus ditunjukkan secara aktif dan
berinisiatif. Artinya, apakah orang lain bersikap baik atau tidak kepada kita, apakah
orang itu kawan atau lawan, tidak perlu dipersoalkan. Yang penting, kita harus
dengan aktif bertindak dan mengambil inisiatif memulai menunjukkan kasih kepada
mereka. Kasih memang membutuhkan pengorbanan, dan semakin banyak pengorbanan
maka kasih itu akan bernilai sangat kuat.
Kristus sendiri menunjukkan kasih-Nya
kepada kita secara aktif, dan Ia sendiri yang berinisiatif untuk datang kedunia
menyelamatkan hidup kita. Kasih-Nyapun penuh dengan pengoranan, dimana Ia
memberikan diri-Nya sendiri untuk mati di kayu salib, menebus kita dari hukuman
dosa. Oleh karena itu, jika Dia yang telah memanggil kita menjadi umat-Nya,
melakukan kasih yang penuh pengorbanan untuk kita dan dunia ini, maka kitapun wajib
melakukan kasih seperti demikian kepada sesama.
Ada ungkapan seorang ibu suci dari gereja
Katolik bernama Ibu Theresa mengatakan : “Wabah
terbesar zaman ini bukanlah kelaparan makanan tetapi kelaparan akan kasih
sayang.” Memang, … banyak orang yang membutuhkan uluran tangan kita, dan
kasih kita. Karena itu mari kita menunjukkan kasih itu dengan hidup saling
membantu dan memberi pertolongan kepada orang yang membutuhkan.
Kesimpulan
Oleh karena itu Saudara, mari kita
menjadikan hidup kita sepadan dengan panggilan kita. Milikilah kerendahan hati,
kelemahlembutan dan kesabaran dalam menjalani segala sesuatu. Dan aktiflah
mengasihi sesama, walaupun harus dijalani dengan penuh pengorbanan. Biarlah
kita menjadi orang-orang yang berkenan di hadapan Tuhan, dengan kesepadanan
hidup yang kita tunjukkan kepada sesama dan dunia sekitar kita. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar