Rabu, 08 Juni 2016

Renungan : JAWABAN ATAS TAKUT

Jawaban Atas Takut
Keluaran 15:19-21
I. Nats

Ketika kuda Firaun dengan keretanya dan orangnya yang berkuda telah masuk kelaut, maka TUHAN membuat air laut berbalik meliputi mereka, tetapi orang Israel berjalan di tempat kering dari tengah-tengah laut. 
Lalu Miryam, nabiah itu, saudara perempuan Harun, mengambil rebana di tangannya, dan tampillah semua perempuan mengikutinya memukul rebana serta menari-nari. 
Dan menyanyilah Miryam memimpin mereka : "Menyanyilah bagi TUHAN, sebab Ia tinggi luhur; kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut."

II. Perenungan

Bagaimana perasaan kita jika dikejar anjing gila? Tentu akan panik dan ketakutan. Lalu apa jadinya jika ternyata kita malah masuk ke jalan yang buntu? Apa yang akan kita lakukan. Mungkin kita akan teriak sekuat tenaga minta pertolongan. Ketakutan akan semakin besar dirasakan saat keadaan kita semakin terpojok.

Bangsa Israel juga mengalami ketakutan yang kurang-lebih sama saat mereka terpojok. Dalam perjalanan keluar dari Mesir ternyata mereka dikejar oleh Firaun beserta pasukannya yang siap membunuh. Ketakutan mereka semakin memuncak ketika sadar bahwa di hadapan mereka adalah jalan buntu, yaitu laut Taberau. Ada yang marah kepada Musa karena keadaan tersebut, lalu kemudian TUHAN membuka jalan bagi mereka dengan cara yang ajaib. Diluar bayangan mereka, TUHAN membelah laut itu. Mereka dapat melewati bagian laut yang kering, sedangkan Firaun dan pasukannya ditenggelamkan di dalamnya. Peristiwa inilah yang kemudian membuat orang Israel bersyukur kepada Tuhan. Mereka menyanyi dan menari bagi Tuhan atas kebesaran-Nya. Tuhan telah menjawab ketakutan mereka.

Perasaan takut terjadi karena kita tidak tahu apa yang sedang kita hadapi dan di dalamnya banyak orang yang kurang percaya mengambil jalan tidak bijak. Di tengah pergumulan, seringkali kita meragukan Tuhan, lalu mempersempit kuasa-Nya.
Percayalah Tuhan, kita tidak akan dapat dibatasi oleh apapun. Ia berkuasa di atas segalanya, termasuk pergumulan dan ketakutan kita. Berserah adalah tindakan yang paling benar dalam menghadapi pergumulan sambil tetap melaksanakan segala tugas panggilan dan pengutusan dengan baik. Renungkanlah, bahwa segala pergumulan kita tidak lebih besar dari pada kasih dan kuasa Tuhan. Percayalah kepada-Nya dan bersyukurlah melalui sikap hidup yang benar di hadapan-Nya.

Batam, 8 Juni 2016
Pdt. Sudiaro Laiya
SBU Juni 2016 L.S/lph.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar